Penyuntikan/Pemberian injeksi adalah tindakan memasukkan sebuah cairan, khususnya obat, ke tubuh seseorang memakai sebuah jarum dan alat suntik. 95% penyuntikan ditujukan untuk pengobatan, 3% untuk imunisasi, dan sisanya untuk keperluan lainnya, seperti transfusi darah.
Apa itu Injeksi?
Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris, adalah proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan yang kerap dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Adapun jarum yang digunakan dalam proses injeksi adalah jarum hipodermik dan jarum suntik. Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan intrakavernosa.
Injeksi umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu tertentu, meski dapat juga digunakan untuk pemberian obat secara terus-menerus, dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika diberikan satu kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang, yang kemudian disebut sebagai injeksi depot. Pemberian obat melalui kateter yang menetap biasanya lebih disukai daripada injeksi, jika obat perlu diberikan secara berulang.
Injeksi adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup umum. Sebagian besar injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan sebagian kecilnya untuk imunisasi, atau tujuan lain seperti transfusi darah. Dalam beberapa kasus istilah injeksi digunakan secara sinonim dengan inokulasi bahkan oleh pekerja yang berbeda di rumah sakit yang sama.
Kenapa Melakukan Injeksi?
Injeksi biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan medis tertentu. Mulai dari penyembuhan, hingga pencegahan penyakit. Cairan yang diberikan melalui injeksi biasanya akan disesuaikan dengan apa yang diperlukan tubuh, atau yang diresepkan dokter.
Bagaimana Melakukan Injeksi?
Secara umum, cara melakukan injeksi adalah mengisi jarum suntik dengan cairan yang ingin diberikan, lalu menusukkan jarum ke salah satu bagian tubuh, keluarkan cairan secara perlahan, cabut jarum, dan tutup luka dengan perban kecil. Namun, prosedur melakukan injeksi sebenarnya berbeda-beda, tergantung jenis injeksi yang akan diberikan.
Berikut beberapa jenis injeksi yang ada dalam dunia medis, dan cara melakukannya:
1. Injeksi Intravena
Injeksi intravena adalah injeksi yang melibatkan penyisipan jarum secara langsung ke dalam vena, dan cairan yang dimasukkan akan langsung dikirim ke aliran darah. Dalam pengobatan dan penggunaan obat-obatan, rute pemberian ini adalah cara tercepat untuk mendapatkan efek yang diinginkan, karena obat segera berpindah ke sirkulasi darah dan ke seluruh tubuh. Jenis injeksi ini adalah yang paling umum dan sering dikaitkan dengan penggunaan narkoba.
2. Injeksi Intramuskular
Injeksi intramuskular adalah injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot, dengan tujuan dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh darah. Sebagian besar vaksin yang tidak aktif, seperti vaksin influenza, diberikan dengan cara injeksi intramuskular ini.
3. Injeksi Subkutan
Dalam proses injeksi subkutan, obat atau cairan akan dikirimkan ke jaringan antara kulit dan otot. Dengan menggunakan injeksi jenis ini, penyerapan obat akan berjalan lebih lambat dibandingkan injeksi intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena tidak perlu mencapai otot. Tempat pemberian injeksi jenis ini adalah jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum menggunakan teknik injeksi ini. Selain itu, vaksin tertentu seperti MMR (Campak, Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster (herpes zoster) juga diberikan secara subkutan.
4. Injeksi Intradermal
Dalam Injeksi intradermal, obat dikirim langsung ke dalam dermis, yaitu lapisan yang berada tepat di bawah epidermis kulit. Suntikan sering diberikan pada sudut 5 sampai 15 derajat dengan jarum ditempatkan hampir rata pada kulit pasien. Penyerapan membutuhkan waktu paling lama dari rute ini dibandingkan dengan injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan. Oleh karena itu, injeksi intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes tuberkulin dan alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh tes ini mudah dilihat karena lokasi suntikan pada kulit. Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi injeksi intradermal adalah lengan bawah dan punggung bawah.
5. Injeksi Depot
Injeksi depot adalah injeksi yang dilakukan untuk menyimpan obat dalam massa lokal, yang disebut depot, untuk kemudian secara bertahap diserap oleh jaringan di sekitarnya. Injeksi jenis ini memungkinkan senyawa aktif dilepaskan secara konsisten dalam jangka waktu lama. Zat yang dimasukkan dalam injeksi depot biasanya berbentuk agak padat atau berbahan dasar minyak.
Contoh injeksi depot termasuk Depo Provera dan haloperidol decanoate. Pasien kanker prostat yang menerima terapi hormon biasanya mendapatkan suntikan depot sebagai pengobatan atau terapi. Zoladex adalah contoh obat yang dikirim oleh depot untuk perawatan atau terapi kanker prostat. Naltrexone dapat diberikan dalam suntikan depot bulanan untuk mengendalikan penyalahgunaan opioid. Dalam hal ini, injeksi depot meningkatkan kepatuhan dengan mengganti administrasi pil setiap hari.
Kapan Melakukan Injeksi?
Injeksi biasanya dilakukan sesuai saran dokter, atau untuk tujuan tertentu seperti ketika ingin mendonorkan darah.
Di Mana Melakukan Injeksi?
Injeksi dapat dilakukan di rumah sakit, laboratorium, atau tempat-tempat yang menyediakan layanan kesehatan lainnya. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat appointment.